Pengimbuhan



PRASYARAT: Fonotaktis

Dunnebier pada tahun 1930 membutuhkan 162 sub-bab dalam bukunya untuk menjelaskan sekitar 200an imbuhan yang ditemuinya dalam tuturan bahasa Mongondow. Kini beberapa dari imbuhan tersebut sudah tidak digunakan lagi, atau menjadi fosil menyatu dalam kosa kata bahasa Mongondow modern, atau hanya muncul dengan kata dasar tertentu saja. Namun bukan berarti daftar imbuhan bahasa Mongondow menjadi pendek: imbuhan bahasa Mongondow diperkirakan masih berjumlah di atas 100. Sebagian besar imbuhan merupakan pembentuk Verba dan Ajektiva. Segelintir digunakan untuk membentuk Nomina dan Adverbia.
Dalam bahasa Mongondow imbuhan dapat dikategorikan dalam 4 kelompok, yakni: Awalan, Sisipan, Akhiran, dan Gabungan.

Awalan
Awalan diimbuh di awal kata dasar. Awalan berjumlah ratusan, bahkan awalan membentuk sekitar 90% dari jumlah keseluruhan imbuhan bahasa Mongondow. Beberapa imbuhan yang paling sering digunakan antara lain: ma-, mo-, mog-, moN-, mopo-, mo’i-, pog-, poN-, ko-, moko-, moki-, moro-, dan bentuk Perfektif masing-masing yaitu: na-, no-, nog-, noN-, nopo-, no’i-, pinog-, pinoN-, kino-, noko-, noki-, noro-.
Beberapa awalan yaitu yang mengandung bunyi /g/ dan bunyi sengau (ditandai dengan lambang “N-)” mempunyai kaidah fonotaktis tersendiri ketika dipertemukan dengan bunyi pertama kata dasar. Lihat post Fonotaktis (kaidah 1-3).
Contoh;

  • ma- + (m)onag -> mamonag “bergerak/pindah/turun ke tempat yang lebih rendah”
  • mo- + kalig -> mokalig  “(bersifat) liar (hewan)”
  • mog- + ka’an -> moka’an “memakan”
  • moN- + kamber -> mongamber “mengorek”
  • mopo- + inum -> mopo’inum “membuat (ssorg) minum (sstu)”
  • mo’i- + pintud -> mo’ipintud “(nanti akan/bisa) tersandung”
  • ko- + doit -> kodoit “punya duit”
  • moko- + ka’an -> mokoka’an “bisa/dapat memakan”
  • moki- + taluy -> mokitaluy “meminta dibelikan”
  • moro- + bangon -> morobangon “(jamak orang) bangun (bersamaan)”


Sisipan
Sisipan disisipkan antara konsonan dan vokal suku pertama kata dasar. Jumlah sisipan hanya sedikit tapi sangat sering digunakan, yaitu: -in-, -um-/-im-, -inum-/-inim-, dengan segala variasinya. Lihat post Fonotaktis (kaidah 4-6).
Contoh:

  • -in- + gama’ -> ginama’ “diambil”
  • -um- + sindog -> simindog “berdiri”
  • -inum- + takoy -> sinumakoy “mengendarai/menumpang/naik (kendaraan)”


Akhiran
Akhiran diimbuh di akhir kata dasar. Jumlah akhiran hanya tiga yaitu: -on, -an, dan -ay, namun sangat sering digunakan sendirian atau pun digabungkan dengan awalan dan sisipan menjadi imbuhan gabungan.
Contoh:

  • tagu’ + -on -> tagu’on “disimpan”
  • dugang + -an -> dugangan “ditambahi”
  • bukat + -ay -> bukatay! “bukakan!”


Gabungan
Imbuhan Gabungan ialah gabungan dari awalan + akhiran, sisipan + akhiran, awalan + sisipan, bahkan awalan + awalan. Contohnya: pog- -on, ko- -an, -in- -an, i- -um-, mopoko-, mokiko-, dll.
Contoh:

  • pog- -on + yongkit -> poyongkiton “dinyalakan”
  • ko- -an + ta’aw -> kota’awan “diketahui”
  • -in- -an + tala’ -> sinala’an “ditinggalkan”
  • i- -um- + lampang -> ilumampang “(telah/ada) melangkah”
  • mopoko- + loben -> mopokoloben “memperbesar”
  • mokiko- + dongog -> mokikodongog “memperdengarkan”


Informasi Bawaan Imbuhan
Ketika suatu Verba atau Ajektiva dibentuk dari suatu imbuhan tertentu, imbuhan tersebut memberikan tiga macam informasi bawaan terkait Verba atau Ajektiva tersebut, yaitu:
1.    Aspek waktu (Imperfektif atau Perfektif);
2.    Jenis jajaran morfosintaks yang terpicu (Aktif, Objektif, Lokatif, atau Sekundatif); dan
3.    Jenis modalitas (Biasa, Kausatif, Petitif, Abilitatif, dsb.)
Contoh misalnya kata molapur “(akan/sedang) melapor” terdiri dari awalan mog- + kata dasar lapur “lapor”. Awalan mog- memberi tiga informasi mengenai Verba molapur: yaitu bahwa Verba tersebut: beraspek Imperfektif, pemicu jajaran Aktif, modalitas biasa. Bila kita gunakan imbuhan nog- untuk mengganti posisi mog- maka informasinya menjadi: aspek Perfektif, tipe Aktif, modalitas biasa; perhatikan perbedaannya! Maka dari situ kita bisa melihat perbedaan molapur “(akan/sedang) melapor” dengan nolapur “telah/ada/jadi melapor” adalah perbedaan aspek waktu keduanya.
Lain lagi bila kita menggunakan imbuhan pog- dan pinog- atas kata dasar lapur. Awalan mog- dan pog- sama-sama beraspek Imperfektif, dan nog- dan pinog- sama-sama beraspek Perfektif, akan tetapi mog- dan nog- sama-sama memicu jenis jajaran Aktif sedangkan pog- dan pinog- sama-sama memicu jenis jajaran Sekundatif. Jika disajikan secara matriks maka seperti ini:
Modalitas:
Biasa

Aspek Waktu
Imperfektif
Perfektif
Jenis
Jajaran
Morfosintaks
Aktif
(mog-) molapur
(nog-) nolapur
Sekundatif
(pog-) polapur(ku)
(pinog-) pinolapur(ku)
Objektif
---
---
Lokatif (Indirects)
(pog- -an)
polapuran(ku)
(pinog- -an)
pinolapuran(ku)


LANJUT:
Konsep Aspek Verba dan Ajektiva.
Pronomina
Konsep Penjajaran Morfosintaks.

1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Singog pa kon na'a :)