PRASYARAT: Inventaris Bunyi
Ada dua macam pengulangan yaitu pengulangan kata dasar
(dwilingga) dan pengulangan suku pertama kata dasar (dwipurwa).
Pengulangan Kata Dasar
Pengulangan kata dasar dapat dibagi lagi menjadi 3
macam sesuai 3 kondisi:
1.
Bila kata dasar terdiri dari dua suku kata
& diakhiri bunyi vokal (KV(N)KV),
-> Maka langsung ulangi kata dasar secara utuh.
-> Maka langsung ulangi kata dasar secara utuh.
Contoh:
puji -> puji-puji “puji-puji”
ganga -> ganga-ganga “(ter)nganga-nganga”
bangku -> bangku-bangku “bangku-bangku”
2.
Bila kata dasar terdiri dari dua suku kata
& diakhiri bunyi konsonan, (KV(N)KVK)
-> Maka hilangkan bunyi konsonan terakhir lalu ulang secara utuh.
-> Maka hilangkan bunyi konsonan terakhir lalu ulang secara utuh.
Contoh:
tanob -> tano-tanob “ingat-ingat”
lipu’ -> lipu-lipu’ “negeri-negeri,
kampung-kampung”
gurang -> gura-gurang “(ssorg yg) lebih
tua, kakak”
(Ingat, tulisan “ng” terdiri dari dua huruf tetapi hanya
mewakili satu satuan bunyi yaitu bunyi /ŋ/)
3. Bila
kata dasar terdiri dari tiga suku kata atau lebih, (KV(N)KV(N)KV(K))
-> Maka sisakan suku pertama & kedua kemudian ulang secara utuh.
-> Maka sisakan suku pertama & kedua kemudian ulang secara utuh.
Contoh:
tontani’ -> tonta-tontani’ “betul-betul
sendirian”
kalibombang -> kali-kalibombang “kupu-kupu-kupu-kupu”
kamburung -> kambu-kamburung “(men)cakar-cakar”
Pengulangan Suku Pertama Kata Dasar
Dalam pengulangan dwipurwa ada dua macam kondisi:
1.
Bila kata dasar diawali bunyi konsonan,
-> Maka gandakan bunyi konsonan awal tersebut lalu sisipkan bunyi /o/ di antaranya.
-> Maka gandakan bunyi konsonan awal tersebut lalu sisipkan bunyi /o/ di antaranya.
Contoh:
dupa’
-> dodupa’ “(alat) palu”
simpat
-> sosimpat “(alat) sapu”
baya’
-> bobaya’ “cara
berjalan”
2.
Bila kata dasar diawali bunyi vokal,
-> Maka langsung tambahkan bunyi /o/ di depan kata dasar.
-> Maka langsung tambahkan bunyi /o/ di depan kata dasar.
Contoh:
uman
-> o’uman “cerita, kisah”
igum
-> o’igum “permintaan”
andol
-> o’andol “sandaran”
Fungsi Pengulangan
Dalam bahasa Mongondow pengulangan jarang berfungsi
menunjukkan kejamakan, bahkan lebih sering menunjukkan derajat kelebihan
(komparatif), kesangatan, ke”paling”an (superlatif), intensitas, proses
bertahap (duratif), berkali-kali, resiprokal, dsb.
LANJUT:
Pengimbuhan + Pengulangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Singog pa kon na'a :)